
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi (Foto: Dok. Kemenkes)
Satukanal.com, Nasional– Hingga saat ini sudah ada empat kasus dugaan penularan Hepatitis Akut. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi.
Namun hingga saat ini, belum diketahui penyebabnya. Kasus tersebut dilaporkan dari daerah, setelah penetapan kewaspadaan oleh pemerintah, terkait Hepatitis Akut Misterius di dunia.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan bahwa laporan dari beberapa daerah menyebutkan terjadi sindrom kuning pada pasien.
“Iya (masih 4 kasus), belum ada tambahan karena masih dalam pemeriksaan dan verifikasi dari dinkes kabupaten kota, karena kan laporannya berupa sindrom kuning,” kata Nadia, Senin (9/5/2022) dilansir dari suara.com.
Kemenkes melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.
Sementara itu, terkait satu anak di Tulungagung meninggal dunia diduga akibat Hepatitis Akut, Nadia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan (Dinkes) setempat untuk mengetahui faktor risiko dari kasus tersebut.
Disebutkan olehnya status vaksinasi Covid-19 empat kasus anak diduga hepatitis ‘misterius’. Rentang usia anak berada di bawah 11 tahun, ada yang baru menerima satu dosis hingga vaksin lengkap.
“Yang delapan tahun satu kali sudah divaksin, yang 11 tahun sudah lengkap, yang dua tahun memang belum divaksin,” bebernya.
Sementara itu, tiga kasus sebelumnya merupakan pasien anak di DKI Jakarta yang meninggal dunia usai sebelumnya sempat dirawat di RS Cipto Mangunkusumo.
Total ada empat kasus pending hepatitis ‘misterius’ hingga Senin (09/05/2022). Kasus pending diartikan pemerintah belum bisa mengkonfirmasi kepastian penyebab yang bersangkutan, tetapi diduga kuat berkaitan hepatitis ‘misterius’.
Adapun, selain melakukan tes laboratorium virus hepatitis A, B, C, D, maupun E, pemerintah juga melanjutkan tes adenovirus. Adenovirus diduga para pakar menjadi penyebab munculnya hepatitis ‘misterius’. (adinda)