Satukanal.com, Kota Malang – Wali Kota Malang, Sutiaji melakukan peninjauan di lokasi banjir yakni Perumahan De Claster Nirwana Pandanwangi pada Kamis (9/2/2023). Tak ingin banjir terulang kembali, Sutiaji meminta untuk dilakukan normalisasi kawasan sungai.
“Tindakan pertama supaya masyarakat yang terdampak banjir bisa teratasi dengan baik. Setelah selesai baru kami minta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk cari tahu kenapa. Sehingga kita telusuri titik mana, dan ternyata memang perlu ada normalisasi sungai,” ujar Sutiaji usai peninjauan pengerukan sedimen di area sekitar pabrik karet.
Terdapat dua tindakan yang akan dilakukan untuk normalisasi air sungai. Pertama ialah pengerukan sedimen, dan selanjutnya adalah pelebaran saluran air. Sutiaji melanjutkan bahwa terkait pelebaran saluran sungai, diperlukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
“Ketika ini dilakukan normalisasi, kita kembalikan sambil saya minta asisten untuk berkirim surat kepada BBWS Brantas karena normalisasi ada dua, pengerukan sedimen dan pelebaran. Pelebaran bukan ranahnya Pemkot Malang, kami minta kepada BBWS,” jelasnya.
Tak hanya itu, Sutiaji juga meminta supaya bangunan yang ada di atas sungai dapat dibongkar. Terdapat dua bangunan yang sedang dalam peninjauan untuk dibongkar yakni di dalam pabrik dan di kawasan perumahan. Menurut Sutiaji, dilakukan guna mengetahui penyebab banjir yang sudah berulang kali terjadi di daerah tersebut.
“Saya punya keyakinan, ini ada sungai kok di atasnya ada bangunan. Tidak mungkin ada ijin. Saya ingin membongkar bangunan yang ada di atas sungai karena saya lihat mungkin ada penyempitan sekaligus akan dilakukan normalisasi,” tuturnya.
Sementara terkait pengecekan perijinan di kawasan perumahan masih perlu melihat site plan perumahan tersebut.
“Yang akan dicek perijinannya ada dua, bangunan ini (di dalam pabrik) dan di perumahan. Perumahan saya suruh lihat site plannya, dokumentasi bangunan mulai tahun berapa, aoa ini benar sudah sesuai dengan paster plan yang sudah diijinkan bangunannya,” imbuhnya.
Salah satu perwakilan dari pemilik Pabrik Karet, Yudi Hartono mengungkapkan pihaknya tak merasa keberatan terhadap pembongkaran bangunan yang berada di atas sungai. Terlebih jauh sebelum terdapat perumahan, daerah tersebut jarang terjadi banjir.
“Kalau memang sudah dibongkar, terus banjir berarti hukan salah pabrik ini. Dulu saat pabrik masih beroperasi, pemilik sering membersihkan sampah di kawasan sungai. Tapi sekarang sudah tutuk jadi ya tidak pernah lagi,” jelas Yudi.
Sebagai informasi, pada Rabu (8/2/2023) sejak sore hingga malam hari, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Malang. Akibatnya Perumahan De Cluster Nirwana, Kelurahan Pandanwangi dilanda banjir dan menggenangi 30 rumah. Beberapa warga pun sempat dievakuasi dan mengungsi di bagian depan perumahan yang lebih tinggi. (Adv)