Satukanal.com, Kabupaten Blitar – Sapi di kabupaten Blitar yang terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) semakin bertambah. Sampai sekarang sudah ada 9 ekor sapi di Blitar ditemukan terkena penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).
Dari data yang di dapat melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, dari 9 ekor sapi yang terserang penyakit LSD tersebut satu diantaranya telah dipotong paksa sebelum virus menyebar ke seluruh bagian tubuhnya.
Dilansir dari Beritajatim.com, Sembilan ekor sapi di blitar yang terserang penyakit LSD tersebut tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Dari 9 kasus tersebut dua ekor sapi yang terjangkit virus RSD sudah dinyatakan sembuh sementara sisanya masih dalam proses penyembuhan dan observasi.
Proses penyembuhan ini akan dilakukan selama 28 hari kedepan. Selama proses penyembuhan sapi juga akan dikarantina demi mencegah terjadinya penularan virus LSD ke sapi yang lain.
Dikutip dari Beritajatim.com, “Data yang kami terima nggak sejauh ini ada 9 ekor sapi di Blitar yang terserang virus LSD yang tersebar di 5 Kecamatan,” kata Nanang Miftahudin, Kabid Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Rabu (08/03/23).
Kasus sapi yang terserang penyakit LSD di kabupaten Blitar jumlahnya memang terus bertambah. Maka dari itu Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar kini menggetarkan kegiatan vaksinasi di sekitar lokasi ditemukannya kasus sapi yang terjangkit penyakit LSD. “Saat ini Kami sedang mengencangkan vaksinasi di sekitar lokasi sapi yang terserang penyakit LSD,” imbuhnya.
Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.
Penyakit LSD pada sapi di Blitar disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat. Sapi yang terinfeksi akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala. Penyebaran penyakit dapat terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antara kandang yang berdekatan.
Penyakit LSD ini sebetulnya memiliki tingkat kematian yang rendah pada sapi. Proses penurunan virus LSD ini juga terbilang lambat jika dibandingkan dengan virus PMK.
Penyebaran virus LSD ini melalui hewan seperti lalat atau nyamuk. Sehingga para peternak diimbau agar senantiasa menjaga kebersihan kandang sapi agar hewan seperti lalat ataupun nyamuk tidak menjadi sarana penularan virus LSD.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar juga memperketat biosecurity di pasar hewan untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus LSD dan PMK mengingat Kabupaten Blitar saat ini berada pada tingkat yang cukup tinggi. Pada tahun 2023 saja, 100 sapi di Blitar dilaporkan menderita PMK. Dan 7 diantaranya meninggal karena Virus tersebut.