Satukanala.com, Jombang– Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang atau RSUD Jombang menyediakan layanan pemeriksaan Psikolologis. Pelayanan pasien dengan keluhan gangguan psikologis bisa diperoleh di RSUD Jombang dengan rawat inap maupun rawat jalan.
Adapun, kondisi psikologis yang perlu dilakukan pemeriksaan yakni kondisi pasien gelisah, mengamuk, pasien dengan percobaan bunuh diri, pasien dengan penelantaran diri atau pasien tidak mau makan dan minum hingga membahayakan jiwanya.
Hal tersebut disampaikan CH.Widayanti S.Psi.,M.Si.,M.Psi., Psikolog RSUD Jombang dalam dialog program Humas RSUD Jombang menyapa, Kamis (08/12/2022).
Widayanti menyarankan agar siapapun yang memiliki gejala kedaruratan psikologis dapat dibawa langsung ke RSUD Jombang. Lebih lanjut ia menerangkan bahwa penyebab orang mengalami gangguan kesehatan mental, ada 3 (tiga).
Untuk pertama faktor biologis, kedua faktor psikologis ada persoalan-persoalan yang muncul akibat kondisi ekonomi, dan ketiga faktor lingkungan, ketika seseorang mengalami masalah ini adalah suport sistem yang mendukungnya. Dukungan ini dapat mempengaruhi seberapa besar taraf gangguannya.
“Misal bagi pasangan muda yang setelah menikah, diminta untuk selalu update pesan (saya lagi disini, lagi ini, dengan siapa?, dimana, ngapain?, Bahkan, melaporkan setiap jam. Tidak hanya tiga kali seperti minum obat, bisa setiap jam. Ironisnya, bahkan pasangannya tidak terima dengan hal itu, kadang minta video call (disekitar kamu ada siapa saja?). Maka, ada yang mengatakan sebenarnya ini yang tidak sehat itu siapa? Pasangannya yang posesif atau pasangannya yang memiliki pasangan posesif,” paparnya.
Widayanti kemudian mencontohkan, apakah misal kalau berinteraksi dengan orang yang satu sakit dan yang satunya sehat. Kalau digabungkan apakah akan keduanya sehat ataukah ikut sakit? Apakah, kita selama ini menyadari bahwa kita ini sudah cukup sehat mental dari hal-hal yang sederhana kita temui atau lakukan itu.
Menurut Psikolog RSUD Jombang ini, pengertian kesehatan mental dari WHO adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
“Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain,” ungkapnya.
“Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Kesehatan mental intinya yakni menciptakan potensi diri melakukan hal-hal yang produktif. Sayangnya, biasanya banyak orang yang tidak menyadari akan potensi dirinya sendiri,” terangnya.
Dijelaskan pula ciri seseorang yang memiliki kesehatan mental, ada 6 antara lain:
- Memiliki rasa aman yang memadai, tidak ada perasaan yang was-was an.
- Kontak yang jelas dengan realita (tahu ruang dan waktu) misal pasien saat datang ke RSUD, pertanyaan mendasar yang ditanyakan biasanya namanya siapa? (kadang ada yang sulit menjawabnya)
- Mampu belajar dari pengalaman
- Mampu menilai diri secara memadai (misalnya ditanya apakah kelebihan dan kekurangan?)
- Memiliki tujuan hidup yang wajar (misalnya merasa kehidupan yang merasa hampa. Kadang biasanya dalam kondisi sedang ada masalah)
- Minat sosial dan perasaan kemanusiaan (Ketika seseorang sehat akan berusaha dilingkungan sosial).
“Tips agar tetap sehat ketika menghadapi masalah, adalah biasanya membutuhkan orang lain. Setiap orang itu tidak mungkin tidak pernah mengalami masalah. Karena masalah itu datang dengan sendirinya. Pertama, tanyakan apakah masalah ini penting untuk didukung. Iya atau tidak? Kedua, tanyakan apa yang aku rasakan saat ini masalah yang dihadapi? Ketiga, mengapa terganggu dengan masalah ini? Keempat, bagaimana cara menyelesaikan masalah ini?,” ungkap Widayanti.
Dikatakan selanjutnya tentang kesehatan jiwa yakni fungsi adaptif, fungsi afeksi, fungsi perilaku, fungsi sosial dan biologis. Misalnya mudah lupa, konsentrasi mudah beralih.
Kemudian, adanya perubahan suasana hati yang tanpa sebab contohnya sedih, marah, masalah dengan keluarga, tiba-tiba merasa lelah padahal tanpa aktifitas yang berat, keringat dingin, jantung berdebar.
Disarankan olehanya jika terjadi gejala di atas maka, secepatnya datang ke RSUD Jombang ke poli jiwa/psikologi periksakan kesehatan jiwa/mental.
Ia mengatakan, hambatan berkomunikasi (apasia, red) bisa disebabkan penyakit medis, namun bila tidak ada penyakit medis maka ada gangguan kesehatan mentalnya.
“Rata-rata pasien poli psikologi dari umum, kecuali untuk pasien BPJS setelah dilakukan pemeriksaan, jika tidak ditemukan adanya penyakit medis. Maka, DPJP bisa mengkonsultasikan ke psikolog. Baru bisa dicover pelayanan BPJS,” pungkasnya.
Pewarta : Adinda
Editor : Redaksi Satukanal