
Ilustrasi anak belajar bahasa (Foto: Pixabay.com)
Satukanal.com, Nasional – Bahasa daerah adalah salah satu ciri khas Indonesia. Namun walau memiliki ratusan bahasa daerah, ternyata ada beberapa diantaranya yang berada dalam kondisi kritis atau sangat terancam punah.
UNESCO dalam rilisnya pada 21 Februari 2019, menjelaskan bahwa sekitar 2.500 bahasa di dunia terancam punah, termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia.
Adapun UNESCO menggolongkan enam (6) tingkat keadaan bahasa berdasarkan penilaian vitalitas atau daya hidup bahasa. Dua diantara tingkatan itu adalah terancam dan sangat terancam.
- Bahasa yang terancam disebut akibat anak-anak tidak lagi menggunakan bahasanya di rumah sebagai bahasa ibu.
- Bahasa yang sangat terancam karena bahasa itu hanya digunakan antar generasi tua, tetapi tidak kepada anak-anak.
Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan Bahasa dan Sastra melakukan kajian vitalitas bahasa dari tahun 2011 sampai 2019.
Dari hasil pembahasan KKLP Pelindungan Bahasa dan Sastra, berikut ini daftar status beserta nama berbagai bahasa daerah di Indonesia:
Bahasa dalam status Aman, maksudnya adalah bahasa ini masih dipakai oleh semua anak dan semua orang dalam etnik itu, yaitu:
- Bahasa Aceh – Aceh
- Bahasa Jawa – Jawa Tengah dan Jawa Timur
- Bahasa Sunda – Jawa Barat
- Bahasa Madura – Jawa Timur
- Bahasa Bali – Bali
- Bahasa Melayu – Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau
- Bahasa Minangkabau – Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu
- Bahasa Sentani – Papua
- Bahasa Korowai Karuwage (Korowage) – Papua
- Bahasa Biak – Papua
- Bahasa Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
- Bahasa Bugis – Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah
- Bahasa Makassar – Sulawesi Selatan
- Bahasa Muna – Sulawesi Tenggara
- Bahasa Awban – Yahukimo, Papua
- Bahasa Sasak – Nusa Tenggara Barat
- Bahasa Bajo – Nusa Tenggara Barat
- Bahasa Bima (Mbojo) – Nusa Tenggara Barat
- Bahasa Dajub (Tokuni) – Papua
- Bahasa Serui Laut – Papua
- Bahasa Samawa – Nusa Tenggara Barat
Bahasa berstatus Rentan, Maksudnya adalah semua anak dan kaum tua menggunakan bahasa daerah ini, tetapi jumlah penuturnya sedikit, yaitu:
- Bahasa Buru – Maluku
- Bahasa Lisabata – Maluku
- Bahasa Luhu – Maluku
- Bahasa Meoswar (Roswar) – Papua
- Bahasa Kuri/ Nabi – Papua
- Bahasa Aframa/ Usku – Papua
- Bahasa Gresi – Papua
- Bahasa Ormu – Papua
- Bahasa Somu/ Toro – Papua
- Bahasa Mandar – Sulawesi
- Bahasa Minahasa – Sulawesi
- Bahasa Kerinci – Sumatera
- Bahasa Senggi – Senggi, Papua
- Bahasa Pamona – Morowali, Sulawesi Tengah
- Bahasa Rongga – Nusa Tenggara Timur
- Bahasa Wolio – Baubau, Sulawesi Tengah
- Bahasa Betawi – DKI Jakarta
- Bahasa Mansim Borai – Papua Barat
- Bahasa Bugis – Nusa Tenggara Barat
- Bahasa Oirata – Maluku
- Bahasa Dondo dialek Dampelas – Sulawesi Tengah
- Bahasa Gayo – Aceh
- Bahasa Seget – Papua Barat
- Bahasa Kayu Agung dialek Pagar Dewa (Ranau) – Sumatera Selatan
Status bahasa yang Mengalami Kemunduran Maksudnya adalah sebagian penutur anak-anak dan kaum tua dan sebagian anak-anak lain tidak menggunakan bahasa ini, yaitu:
- Bahasa Hitu – Maluku
- Bahasa Tobati – Papua
- Bahasa Hatam – Papua Barat
- Bahasa Gorontalo dialek Suwawa – Bone Bolango, Gorontalo
- Bahasa Saleman – Maluku
- Bahasa Yalahatan – Maluku
- Bahasa Rampi – Sulawesi Selatan
- Bahasa Lemolang (Limola) – Sulawesi Selatan
- Bahasa Minangkabau dialek Talang Mamak – Riau
- Bahasa Benggaulu – Sulawesi Barat
- Bahasa Ogan dialek Rawas – Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan
- Bahasa Enggano – Bengkulu
Bahasa yang Terancam Punah Maksudnya adalah semua penuturnya berusia 20 tahun ke atas dan jumlahnya sedikit, sedangkan generasi tua tidak berbicara kepada anak-anak atau di antara mereka sendiri, yaitu:
- Bahasa Hulung – Maluku
- Bahasa Samasuru – Maluku
- Bahasa Mander – Papua
- Bahasa Namla – Papua
- Bahasa Usku – Papua
- Bahasa Maklew/ Makleu – Papua
- Bahasa Bku – Papua
- Bahasa Ponosokan/ Ponosakan – Sulawesi Utara
- Bahasa Konjo – Sulawesi Selatan
- Bahasa Bajau Tungkal Satu – Jambi
- Bahasa Lematang – Sumatera Selatan
- Bahasa Dubu – Keerom, Papua
- Bahasa Irarutu – Fakfak Papua
- Bahasa Podena -Sarmi, Papua
- Bahasa Sangihe Talaud – Minahasa, Sulawesi Utara
- Bahasa Minahasa – Gorontalo
- Bahasa Nedebang – Nusa Tenggara Timur
- Bahasa Adang – Nusa Tenggara Timur
- Bahasa Arguni (Taver) – Papua Barat
- Bahasa Kalabra – Papua Barat
- Bahasa Sawai – Maluku
- Bahasa Tunjung – Kalimantan Timur
- Bahasa Minangkabau dialek Sakai – Riau
- Bahasa Jawa dialek Bebasan – Cilegon, Banten
Bahasa dalam kondisi Kritis Maksudnya adalah penutur bahasa ini berusia 40 tahun ke atas dan jumlahnya sangat sedikit, yaitu:
- Bahasa Retta – Nusa Tenggara Timur
- Bahasa Saponi – Papua
- Bahasa Ibo – Maluku
- Bahasa Meher – Maluku Tenggara Barat
- Bahasa Letti – Maluku
Bahasa yang sudah Punah Maksudnya adalah penutur bahasa ini tidak ada lagi penuturnya, yaitu:
- Bahasa Tandia – Papua Barat
- Bahasa Mawes – Papua
- Bahasa Kaiely – Maluku
- Bahasa Piru – Maluku
- Bahasa Moksela – Maluku
- Bahasa Palumata – Maluku
- Bahasa Hukumina – Maluku
- Bahasa Hoti – Maluku
Editor : Naviska