
Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti (Foto: instagram @melatidaeva)
Satukanal.com, Nasional– Rumor Praveen/Melati dikabarkan dicoret dari pelatnas PBSI 2022 ramai dibicarakan di media sosial, terutama di jagat Twitter saat ini.
Seperti yang diketahui, Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti merupakan pasangan ganda campuran Indonesia.
Pencoretan ini disinyalir imbas dari penampilan juara All England tersebut yang melorot sepanjang mengikuti kejuaraan pada 2021.
Terkait rumor yang beredar tersebut, Nova Widianto pelatih ganda campuran Indonesia belum bisa memberi kepastian.
Nova Widianto, dikutip dari kompas.com, menyebut komposisi pelatnas PBSI 2022 sampai saat ini ini masih belum terbentuk.
“Promosi dan degradasi pelatnas PBSI masih nunggu hasil seleknas awal Januari ini. Kita semua sekarang masih libur,” kata Nova Widianto.
Sebagai informasi, Praveen/Melati mengakhiri 2021 tanpa raihan gelar meski sudah mengikuti 12 turnamen.
Pencapaian terbaik Praveen/Melati sepanjang 2021 adalah dua kali menjadi runner-up, yakni pada Hylo Open dan Thailand Open I.
Praveen/Melati bahkan sempat tersingkir di fase grup BWF World Tour Finals 2021 yang dihelat di Bali pada awal Desember 2021.
Meski gagal meraih gelar juara sepanjang 2021, Praveen/Melati sampai saat ini masih menjadi ganda campuran terbaik Indonesia karena menempati ranking lima dunia.
Lebih lanjut, Nova juga mengatakan bahwa PBSI saat ini sedang bersiap menyelenggarakan seleksi nasional untuk menjaring atlet yang akan dipanggil ke pelatnas.
Seleknas PBSI 2022 sendiri dijadwalkan digelar pada 10-15 Januari 2022 di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur dan diikuti oleh ratusan atlet yang sudah mendaftar.
Toatal, ada 90 persen dari 34 Pengprov PBSI yang sudah mengirimkan atletnya ke Seleknas PBSI 2022 menurut Kepala Bidang Turnamen dan Perwasitan PBSI Mimi Irawan.
Dalam Seleknas PBSI 2022 nantiya akan mempertandingkan dua kelompokk umur, yakni Taruna (kelahiran 2004 dan seterusnya) dan Dewasa (kelahiran 2002 dan 2003.
Untuk Seleknas yang digelar itu nantinya akan menggunakan aturan Divisi 1 atau 2.
“Walau dengan banyak peserta, kami tetap memberlakukan sistem round robin terlebih dahulu. Tidak langsung sistem gugur. Ini agar semua bisa bersaing, tidak terpatok satu pertandingan saja,” ungkap Mimi. (Adinda)