Satukanal.com, Malang – Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada Selasa (2/5/2023), Wali Kota Malang Sutiaji ingatkan pentingnya reformasi di sektor pendidikan. Menurutnya dengan melakukan reformasi pendidikan terlebih melalui program Merdeka Belajar, mampu memperkuat otonomi daerah Kota Malang.
Hal tersebut ia sampaikan pada upacara peringatan Hardiknas 2023, sekaligus Hari Otonomi Daerah ke-27, dan upacara Hari Ulang Tahun ke-109 Kota Malang yang diselenggarakan di Halaman Balai Kota Malang, Selasa (2/5/2023).
“Otonomi daerah dikuatkan melalui proses di tingkat pendidikan. Menurut saya pintu utama itu adalah reformasi di pendidikan. Harus ada paradigma berkaitan dengan masalah pendidikan,” jelas Sutiaji.
Melalui reformasi pendidikan, Sutiaji ingin tercipta kemandirian daerah. Didukung dengan penguatan inovasi dan potensi yang dimiliki oleh Kota Malang.
“Golnya adalah kemandirian daerah. Bagaimana Pemerintah Kota Malang melakukan inovasi dan potensi daerah semakin dikuatkan. Apalagi Kota Malang sudah termasuk daerah menuju mandiri fiskal,” lanjutnya.
Perlu diketahui, perekonomian Kota Malang sempat terkontraksi -2,26 persen pada 2020. Hingga tahun 2021 terjadilah kebangkitan ekonomi yang luar biasa. Kota Malang mampu merealisasikan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai angka 4,68 persen.
Belum lagi capaian pembangunan di Kota Malang yang mampu meningkatkan pendapatan daerah. Dibuktikan dengan hidupnya kawasan Kayutangan Heritage sebagai destinasi wisata oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Ditambah berdirinya Malang Creative Center (MCC) sebagai wadah bagi pelaku kreatif di Kota Malang.
Segala capaian tersebut dapat ditingkatkan dengan memperhatikan kualitas pendidikan di Kota Malang. Menurut Sutiaji, dengan kurikulum Merdeka Belajar, siswa harus difasilitasi dengan pembelajaran yang menyenangkan. Guru dan lingkungan sekolah bukan menjadi satu-satunya bahan ajar.
“Siswa harus menerima pembelajaran dalam kondisi yang tidak tertekan, dan senang. Sumber ajar bukan hanya dari guru dan lingkungan sekolah, tapi bahan ajar itu di lingkungan termasuk masyarakat sekelilingnya,” lanjutnya.
Dengan demikian, siswa tak hanya pintar dalam pelajaran namun dapat diperkuat pengembangan dirinya.
“Saat ini sudah masuk pada era bonus demografi, itu menjadi kekuatan dan bukan beban negara. Karena masa produk dari pendidikan tidak ada pengangguran. Orang yang terampil, cerdas, otak kanan dan kiri bisa bergabung maka dia akan mampu, menjadikan dirinya menjadi sumber inspirasi, sumber keterampilan, dia diciptakan sebagai seorang penakhluk,” seru Sutiaji.
Sutiaji juga mengharapkan supaya generasi penerus bangsa dapat memiliki integritas dan mampu hormat antar manusia maupun lingkungan. Mengingat lingkungan dan alam semesta juga memberikan kontribusi bagi pendewasaan dan menciptakan karakter bangsa.
“Maka bersambung pada HUT ke-109 Kota Malang, dan pada Hari Otonomi Daerah. Harapannya tercipta kemandirian daerah, serta ASN menjadi kuat dan turut menciptakan kemandirian daerah dengan pendidikan yang mencerdaskan bangsa,” sambung pemegang kursi N1 tersebut.
Fahmi Fauzan selaku Kabag Pemerintahan Pemkot Malang menambahkan, penguatan kelembagaan menjadi fokus utama. Menurutnya, penguatan sumber daya manusia (SDM) terutama bagi ASN turut berkontribusi dalam capaian otonomi daerah.
“Hasil kinerja nantinya tercantum dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). Nanti berkaitan dengan kinerja dan bukti prestasi pemerintahan daerah. Standar kita ada di enam perangkat daerah. Terkait dengan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, trantibum binmas ini yang menjadi standar pelayanan,” ujar Fahmi. (Adv)