Satukanal.com, Nasional– Sapardi Djoko Damono, seorang sastrawan nasional menjadi sosok yang muncul di Google Doodle hari ini. Selain terkenal sebagai penyair, Sapardi juga dikenal sebagai dosen, kritikus sastra, pakar sastra serta pengamat sastra.
Salah satu karya Sapardi Djoko Damono yang terkenal dan muncul di Google Doodle hari ini yakni Hujan di Bulan Juni (1994), di mana pada tanggal 20 Maret 2023 sekaligus bertepatan dengan hari kelahirannya yang ke-83.
Meski sosoknya telah tiada dan menghembuskan napas terakhir pada 19 Juli 2020 di usia 80 tahun. Namun untuk mengenangnya serta mengingat semua karya-karya, simak ulasan berikut mengenai profil lengkap Sapardi Djoko Damono.
Profil Sapardi Djoko Damono
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka yang dikenal melalui berbagai karya puisinya yang khas dengan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Sapardi adalah anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko merupakan abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Sapardi lahir di Kampung Baturono, Solo, pada Rabu, 20 Maret 1940 silam.
Nama Sapardi yang diberikan oleh orang tuanya lantaran ia lahir di bulan Sapar (menurut kalender Jawa). Di mana menurut kepercayaan di Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menajdi sosok yang pemberani dan teguh keyakinan.
Sepak Terjang Sapardi
Sejak duduk di bangku sekolah, Sapardi sudah mulai enulis. Ketika di sekolah menengah, karya-karyanya juga kerap dimuat di majalah. Saat memasuski perkuliahan di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Uniersitas Gadjah Mada, hobi menulisnya itu pun semakin berkembang.
Selain menulis puisi, pria yang mendapat julukan sajak-sajak SCC ini juga menulis cerita pendek. Ia juga menerjemahkan karya asing da sejumlah artikel di suart kabar termasuk kolom sepak bola. Dia juga cukup menguasai permainan wayang, sebab kakeknya selain menjadi abdi dalem juga bekerja sebagai dalang.
Sapardi Djoko Damono juga sempat mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Dia pun pernah menjadi dekan di sana dan menjadi guru besar serta menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam.
Adapun setelah lulus SMA, ia kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pernah memperdalam kajian kemanusiaan (humanities) di University of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971).
Pada 1980, Sapardi Djoko Damono memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur. Pada 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an. Antara lain:
- Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980)
- Redaksi majalah sastra Horison (1973)
- Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975)
- Anggota Dewan Kesenian
- Anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka Jakarta (sejak 1987)
Pada 1986, Sapardi mengemukakan perlunya mendirikan organisasi profesi kesastraan di Indonesia. Ia mendirikan organisasi bernama Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (Hiski) pada 1988.
Ia terpilih sebagai Ketua Umum Hiski Pusat selama tiga periode. Selain aktif di dunia sastra dalam negeri, Sapardi Djoko Damono juga sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.
Seperti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda (1971), Seminar on Literature and Social Exchange in Asia di Australia National University Canberra, dan lainnya.
Karya-Karya Sapardi Djoko Damono
alam Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern (1988) karya Pamusuk Eneste, Sapardi dimasukkan dalam kelompok pengarang Angkatan 1970-an. Dalam Sastra Indonesia Modern II (1989) karya A Teeuw, Sapardi digambarkan sebagai cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar tahun 1960.
Terlihat perkembangan jelas dalam puisi Sapardi terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya. Ia dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif.
Beberapa karya Sapardi Djoko Damono lainnya di antaranya:
- Duka-Mu Abadi (1969)
- Mata Pisau (1974)
- Perahu Kertas (1983)
- Sihir Hujan (1984)
- Arloji (1998)
- Ayat-ayat Api (2000)
- Mata Jendela (2000)
- Ada Berita Apa Hari Ini Den Sastro (2003)
- Kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001) kumpulan sajak Kolam (2009)
Buku-buku karya Sapardi Djoko Damono yaitu:
- Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
- Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
- Kesusasteraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
- Novel Jawa (1950-an)
- Telaah Fungsi, Isi dan Struktur (1996)
- Politik, Ideologi dan Sastra Hibrida (1999)
- Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
- Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan (2004)
Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia yaitu:
Seperti: Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway) Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck)
Penghargaan Sapardi
Berbagai penghargaan juga pernah diraih Sapardi Djoko Damono. Di antara penghargaan yang pernah diraihnya yaitu:
- Cultural Award dari Australia (1978)
- Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
- SEA Write Award dari Thailand (1986)
- Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990)
- Mataram Award (1985)
- Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI
- Penghargaan Achmad Bakrie (2003)