Satukanal.com, Kabupaten Jombang – Komplotan maling masih berkeluyuran di wilayah hukum Kabupaten Jombang.
Buktinya, salah satu lembaga Sekolah Dasar (SD) di Jombang yakni SDN Jatibanjar Kecamatan Ploso kembali kebobolan.
Di SDN Jatibanjar ini, aksi maling sempat terekam CCTV. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, (30/11/2022) dini hari.
Kepala SDN Jatibanjar, Rollys Decki Kristanto, menduga maling yang menyatroni ada dua orang. Namun yang terekam CCTV hanya satu orang.
“Dugaan kami dua orang, mereka saling berbagi peran. Kejadiannya itu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Ketika diputar CCTV kemarin saat polisi ke sini itu, ciri-ciri pelaku dilihat dari rambut dan pakaiannya, ada kemiripan dengan pelaku di Kabuh dan Tembelang,” ujarnya saat ditemui Satukanal.com, Jumat (2/12/2022) siang.
Di SDN Jatibanjar, pelaku mengobok-obok ruangan guru melawati pintu yang dirusak dengan cara dicongkel. Di dalam ruangan tersebut, pelaku membawa kabur satu buah laptop, tiga buah tab, dan dua LCD Proyektor.
“Kalau kita nominalkan kerugiannya sekitar Rp26 jutaan. Kepada kepolisian, kami sebagai korban pencurian sangat berharap pelaku segera tertangkap. Selain itu upaya kami adalah memperketat penjagaan sekolah, dan mengamankan barang-barang yang berharga,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Senen, angkat bicara mengenai kejadian yang terus berulang tersebut.
Sebagai antisipasi, Senen mengimbau pada para kepala sekolah agar mengamankan barang elektronik yang dimiliki pihak sekolah.
“Kami sudah memberikan imbauan, aset-aset yang berharga yang selama ini menjadi sasaran pencuri agar dibawa pulang, dan pada saat proses pembelajaran dibawa kembali ke sekolah,” imbau Senen saat ditemui di Sendang Made, Kecamatan Kudu, Jombang.
Hingga saat ini, disebutkan Senen, sudah terdapat sembilan sekolah di Jombang yang menjadi sasaran aksi pembobolan.
Ia memastikan, jika setiap lembaga SD yang disatroni maling sudah ada penjaganya. Namun si maling seringkali beraksi ketika dini hari, atau ketika penjaga sekolah istirahat.
“Ada sekitar sembilan lembaga SD. Rata-rata yang kecolongan itu ada penjaganya juga. Tapi pencurinya kan juga mempelajari situasi. Di saat penjaga tidak ada di sekolah, maka pencurinya masuk,” sebutnya.
Untuk mengantisipasi, pihak Disdikbud Jombang mengeluarkan instruksi agar pihak sekolah meningkatkan pengamanan. Kedua, pihak sekolah menjalin komunikasi dengan masyarakat agar turut berpartisipasi menjaga keamanan sekolah.
“Selanjutnya diintruksikan untuk memasang kamera CCTV. Terutama pada teman-teman yang sekolahnya belum ada,” pungkas Senen.
Editor: U Hadi