Satukanal.com, Kota Malang – Dari tahun ke tahun bulan timbang tak pernah absen diselenggarakan, dengan salah satu tujuannya untuk mengetahui tingkat stunting yang ada di Kota Malang.
Dari hasil laporan bulan timbang, diketahui bahwa selama tiga tahun terakhir sejak 2019 hingga 2021, angka stunting di Kota Malang terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2019 lalu, persentase stunting Kota Malang berada di angka 17,48 persen, dan turun menjadi 14,53 persen di tahun 2020. Kemudian pada 2021 lalu angka tersebut terus berkurang hingga ke angka 9,41 persen.
Rupanya, penurunan angka stunting juga terjadi di tahun 2022, dengan jumlah kasus berada di angka 8,67 persen.
“Jadi untuk Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh teman-teman Puskesmas, yang dilaporkan di Electronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) yang ada di Provinsi, angka stunting di Kota Malang itu 8,67 persen,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, Rabu (23/11/2022).
Penurunan angka stunting ini merupakan suatu bentuk kabar baik, mengingat target angka stunting yang dipatok oleh Pemerintah Kota Malang melalui RPJMD 2022 ialah sebesar 16 persen.
Pemantauan pun tak jenuh-jenuhnya dilakukan, seperti penimbangan untuk setiap bulannya guna mengetahui perkembangan dari bayi-bayi yang ada di Kota Malang.
“Tiap bulan kita timbang dan bisa berkurang. Anak yang pendek bisa masuk ke normal atau sangat pendek bisa masuk ke pendek. Bagi anak yang masih pendek atau sangat pendek, itu yang harus dikuatkan intervensinya. Tapi bagi yang sudah, ya tetap kita jaga supaya jangan masuk lagi ke kategori pendek,” jelas Husnul.
Sementara Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan, bahwa penting bagi perangkat desa untuk melakukan pendataan terkait warganya yang sedang hamil maupun memiliki anak, suapaya pemantauan dapat lebih intens dilakukan.
Hal itu, kata Sutiaji, dapat berguna sebagai langkah awal sekaligus mitigasi kasus stunting di Kota Malang.
“Saya kira alangkah eloknya Pak Lurah itu tahu orang di kelurahan yang hamil sekian, menyusui sekian, dan lain-lain. Harapannya ini mampu untuk menjadi mitigasi, sehingga bukan hanya urusan Dinsos dan Dinkes, saja namun juga dibantu Pak Lurah untuk mengurangi angka stunting dan bisa tahu faktor-faktornya apa saja,” papar Sutiaji.
Pewarta: Lutfia
Editor: U Hadi