Satukanal.com, Kabupaten Mojokerto – Rusiati (41), warga Dusun Ponggok, Desa Wonoploso, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Rusiati mengaku sesak dari pencemaran udara akibat aktivitas pembuangan sampah cair di bekas galian C di Dusun Pandansari, Desa Wonoploso.
“Saya sudah tiga kali berobat ke Puskesmas Gondang. Tiap hari minum obat sesak tiga kali sehari,” ungkap Rus sapaan akrabnya sambil menunjukkan obat sesak yang dikonsumsinya kepada Satukanal.com saat ditemui di rumahnya, Kamis (12/5/2022).
Terlihat Rus meminum obat BRONEX bromhexine HCL 8 mg, dan Grafachlor (Dexamethasone, Dexchlorpheniramine maleate).
Rus mengatakan, sudah tiga tahun ini penyakit sesaknya tidak kambuh. Namun, sejak adanya aktivitas pembuangan limbah tersebut membuat penyakitnya kambuh.
“Saya memang punya penyakit sesak, sudah 3 tahun ini sembuh, namun sejak adanya bau limbah itu sesak saya kambuh lagi,” ujarnya.
Rus sehari-hari ini berprofesi menjadi pembantu rumah tangga lepas. Dalam bulan Ramadan 2022, ia minta izin tidak bekerja kepada majikannya karena sesaknya kambuh.
“Bulan puasa kemarin sempat tidak kerja beberapa hari, karena penyakit saya kambuh,” sebutnya.
Dia berharap, limbah yang menyebabkan polusi udara di Wonoploso dapat segera diatasi.
“Sangat mengganggu, semoga segera diatasi,” harapnya.
Hal senada juga dialami Siti (61) yang mengeluhkan pusing dan muntah-muntah. Bahkan ia sempat mengungsi ke rumah menantunya di Surabaya beberapa hari.
“Waktu itu mau tarawih, saya dan anak saya sempat muntah dan pusing imbas dari bau limbah, Pokoke gak karuan mas ambune,” tuturnya.
Menurutnya, tidak sedikit warga yang mengalami mual dan muntah akibat bau limbah. Apalagi menjelang sore dan pagi hari.
“Kalau musim hujan baunya sangat menyengat, air yang mengalir ke sini berwarna hijau,” bebernya.
Sementara itu, Mashudi (44) mengatakan, lokasi limbah ini cukup jauh dari Dusun Ponggok.
Menurutnya, jarak limbah dengan dusunnya sekitar 7 kilometer. Namun baunya sampai menyengat ke rumahnya.
Sebab, arah angin dan posisi Dusun Ponggok yang lebih rendah sehingga air sungai yang tercemar mengalir ke dusunnya.
“Padahal tempatnya sangat jauh, tapi polusi udaranya sampai ke dusun kami, dan mencemari air sungai yang mengalir ke sini,” ucapnya.
Saat ini, limbah ini sudah mencemari air Sungai Landaian di Dusun Ponggok. Warnanya berwarna hijau. Menurut pengamatan Mashudi, banyak sekali bangkai ayam.
“Jadi tidak hanya kotoran ayam, tapi ada bangkainya juga, baunya mirip dengan kotoran babi,” terangnya.
Erwin (31), pemuda Dusun Ponggok juga merasa sangat terganggu dengan bau busuk dari limbah tersebut.
Ia juga menceritakan momen saat menangkap basah truk pembuang limbah.
Pada 4 Mei 2022, warga menangkap truk bermuatan limbah dengan nomor polisi S 9637 UQ. Barang bukti berupa truk oleh warga digelandang ke Pemerintah Desa Wonoploso.
Pemilik lahan (Slamet) lantas membuat kesepakatan dengan Pemerintah Desa dan perwakilan warga Desa Wonoploso.
Isi dari kesepakatan tersebut yakni tidak membuang limbah ke bekas galian C lagi, membuat tanggul agar limbah tidak meluber, dan mengendalikan limbah agar tidak bau.
“BB sudah kami serahkan ke pemerintah desa, dan akhirnya dilepas dengan kesepakatan untuk tidak membuang limbah lagi antara pemerintah desa, pemilik lahan, serta perwakilan warga pada tanggal 8 Mei 2022. Namun, baunya masih ada sampai sekarang,” jelasnya.
Pewarta: Alawi
Editor: U Hadi