Satukanal.com, Kota Malang – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang akhirnya memberikan kejelasan terkait nasib Monumen Adipura yang ada di Jalan Semeru.
Setelah beredar kabar uji coba penerapan satu arah di Kawasan Kayutangan Heritage, median yang berada di Jalan Semeru telah dibongkar. Tapi nasib Monumen Adipura belum jelas.
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya mengungkapkan, bahwa akan dilakukan pergeseran Monumen Adipura.
Pergeseran tersebut, kata dia, tidak hanya menyasar pada monumen saja, namun juga beberapa monumen lainnya.
“Kemarin di dalam pelaksanaan Kota Malang (Kayutangan) satu arah, beberapa titik yang menjadi kewenangan DLH adalah Taman PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), Monumen Adipura, dan Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar) akan ada revitalisasi,” ujar Rahmat, Jumat (13/1/2023).
Baik Monumen Adipura maupun Monumen TGP hanya akan dilakukan pergeseran beberapa meter dari titik awal, berbeda dengan Taman PKK yang akan diubah mulai dari konsep dan desainnya.
“Pergeseran tidak terlalu jauh dari situ (posisi awal), sehingga lebih memperbaiki smooth jalannya. Monumen Adipura kan terlalu ke kiri, sehingga akan kita tengahkan. Lalu TGP juga bergeser posisinya. Ini adalah langkah dan upaya yang dilakukan DLH untuk pemberlakuan atau uji coba Kayutangan satu arah, ini juga rekomendasi dari forum lalu lintas,” jelas Rahman.
Sementara itu, untuk taman yang berada di sekitar Monumen Adipura juga akan dipersempit dan pengepresan bagian sisi taman.
“Adipura yang ada di depan Toko LaiLai itu titiknya akan bergeser, sehingga kalau diberlakukan satu arah maka kita harus bergeser agak ke tengah. Tamannya akan lebih sempit, karena yang di Jalan Semeru kan ruas jalan lebih kecil daripada yang mau ke arah Kahuripan di Jalan Arjuno itu,” lanjut Rahman.
Meskipun penerapan uji coba satu arah telah direncanakan pada 23 Januari 2023, namun penggeseran Monumen Adipura dan monumen lainnya baru akan dimulai pada Bulan Maret ini.
Untuk menggeser posisi Monumen Adipura, DLH Kota Malang diperkirakan bakal menghabiskan anggaran sebesar Rp300-400 juta, dengan estimasi tiga sampai empat bulan pengerjaan.
“Harapan kami bulan Maret pelaksanaan sudah mulai, dan estimasi waktunya tiga-empat bulan. Nanti kan perlu kita tender semua, bukan proses penunjukan. Jadi kita RUP (Rencana Umum Pengadaan) dulu, terus kemudian dokumen pengadaan kota kirim ke BLP (Biro Layanan Pengadaan), nah itu proses tender,” tutur Rahman.
Pewarta: Lutfia
Editor: U Hadi