Satukanal.com, Nasional– Pernahkan Anda mendengar istilah Rabu Wekasan atau Rebo wekasan? Adapun hari tersebut sebagai tradisi dan telah lama dirayakan masyarakat di Indonesia. Umat Islam pun juga diperkenankan turut menjalankan ssejumlah amalan.
Rabu wekasan sendiri jatuh pada hari Rabu tanggal 21 September 2022 Masehi atau bertepatan dengan 24 safar 1444 Hijriyah. Untuk waktu amalannya bisa dimulai sejak Selasa (20/9/2022) malam, setelah matahari tenggelam karena hal itu menunjukkan pergantian waktu dalam hitungan bulan Qomariah.
Amalan Untuk Rabu Wekasan
Dilansir dari situs resmi NU, pengasuh Pondk pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, KH Muhammad Djamaludin Ahmad menjelaskan tentang Rabu wekasan.
Menurutnya, sebagian orang ahli ma’rifat mengatakan, setiap tahun Allah menurunkan bala’ (bencana) yang berjumlah 320.000. Kesemuanya diturunkan pada hari Rabu yang terakhir di bulan Safar. Ia pun memberikan amalan terkait hari tersebut.
1. Salat Sunnah Lidaf’il Bala
Salat sunnah Lidaf’il Bala adalah salat yang dilakukan ketika malam Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir bulan Safar. Tujuan sholat sunnah ini adalah meminta perlindungan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari segala macam penderitaan, malapetaka, penyakit hingga musibah.
Meski begitu, dikatakan oleh KH Muhammad Djamaludin Ahmad bahwa salat yang dilakukan tersebut diniati dengan niat salat mutlak. Bukan niat salat khusus untuk Rabu Wekasan sebab hal itu diharamkan sesuai dengan keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang.
Ia lantas menjelaskan, untuk niat salat hajat atau salat mutlak, maka pada setiap rakaat dalam salat tersebut membaca Al-Fatihah sekali, surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali, surat Al-Ikhlas lima kali, Al-Falaq sekali dan An-Nas sekali.
“Maka dianjurkan hari itu salat 4 raka’at dengan 2 salaman,” katanya dilansir dari NU Online.
Niat Sholat Sunnah Lidaf’il Bala
Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala
Artinya : Aku berniat sholat menghilangkan bala dua rakaat sunnat karena Allah SWT
Anda juga bisa membaca niat sholat hajat untuk tolak bala berikut ini
Usholli sunnatal hajati rokatainii lillaahi ta’ala
Artinya: Aku berniat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah SWT
Tata Cara Sholat Sunnah Lidaf’il Bala
Shalat sunnah lidaf’il bala dapat dikerjakan dengan empat rakaat dan dua kali salam. Berikut tata caranya:
- Baca niat sunnah lidaf’il bala
- Rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Kautsar sebanyak 17x.
- Rakaat kedua, membaca surat Al-Fatihah kemudian dilanjutkan membaca surat Al-Ikhlas 5x.
- Rakaat ketiga membaca surat Al-Fatihah kemudian dilanjutkan dengan surat Al-Falaq sebanyak 1x.
- Lalu rakaat terakhir membaca surat Al-Fatihah dan surat An-Nas sebanyak 1x.
Setelah selesai sholat, diharap untuk membaca doa tolak bala sebagaimana diajarkan dalam agama Islam. Ada beberapa doa tolak bala yang dapat anda baca, berikut di antaranya.
Allaahumma innii a’uudzu bika minal barashi, wal junni, wal judzaami, wa sayyi’il asqaami.
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari keburukan segala segala macam penyakit.” (HR Abu Daud nomor 1554 dan Ahmad).
Selain itu, doa selamat dan tolak bala lainnya juga bisa dibaca setiap saat. Berikut ini bacaannya:
Allahumma inna nas aluka salamatan fiddiini wa ‘aafiyatan fil jasadi waziaadatan fil’ilmi wabarakatan firrizqi wataubatan qablal maut warahmatan ‘indal maut wamaghfiratan ba’dal maut allahumma hawwin’alainaa fii sakaraatil maut wa najjata minanaari wal’afwa indal hisaab.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut.”
Doa tolak bala ini diamalkan setiap hari setelah shalat atau kapan saja dan di mana saja. Termasuk ketika selesai sholat sunnah lidaf’il bala saat Rebo Wekasan.
2. Perbanyak Sedekah
Selain itu, ada amalan yang bisa dikerjakan untuk menolak musibah, yakni dengan sedekah. Sedekah ini jadi benteng seseorang muslim dari bencana bagi seorang muslim.
Untuk itu, perbanyaklah sedekah, baik itu di sekitar hari Rabu Wekasan maupun di hari-hari biasa.
“Bersegeralah untuk bersedekah sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitan yang kamu lalui dengan sedekah. Bersedekah itu merupakan sesuatu yang ajaib. Sedekah juga menolak hingga 70 macam bala bencana dan yang paling ringan adalah menolak penyakit sopak dan kusta.” (HR Thabrani).
Apa Itu Rabu Wekasan?
Setelah mengetahui amalan-amaln yang dianjurkan agar terhindar dari musibah saat Rabu wekasan. Perlu diketahui pula apa itu sebenarnya Rabu wekasan.
Rabu Wekasan adalah tradisi yang sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Nusantara. Tradisi ini banyak dilakukan di masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lain-lain.
Pada hari Rabu itu, masyarakat sering mengadapakan ritual seperti salat, berdoa selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama. Lalu, dari mana tradisi ini berasal?
Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (W.1151 H) dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut Mujarrobat Ad-Dairobi).
Anjuran serupa juga terdapat pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (W. 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.
Kemudian, tradisi ini pun sampai ke Indonesia dan berakulturasi dengan budaya lokal.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar pun menjelaskan terkait Rebo wekasan tersebut, khususnya tentang kepercayaan sebagai hari nahas atau sial yang sebenarnya tidak diperbolehkan.
“Nahas yang dimaksud adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya,” ujarnya.
“Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa juga nahas bagi orang lain. Artinya hadits ini jangan dianggap sebagai suatu pedoman, bahwa setiap Rabu akhir bulan adalah hari naas yang harus kita hindari,” ucapnya.
(Adinda)