Satukanal.com, Nasional – Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaannya. Virus Covid-19 terus bermutasi memunculkan varian baru. Saat varian Covid-19 bernama Delta belum ditemukan solusinya, muncul varian baru yang diberi nama Delta Plus. Varian ini menjadi sub varian baru yang kini menjadi perhatian para tenaga medis.
Dicky Budiman selaku Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia dari laman Detikhealth.com menilai, varian Delta Plus sudah menjadi pre dominant strain di sejumlah wilayah Indonesia dan kemungkinan besar menyebar luas.
Hal itu karena di Indonesia sendiri memiliki keterbatasan dalam melakukan surveilans genomic dan studi di sejumlah laboratorium. Sehingga, varian ini kemungkinan menyebar sebelum proses identifikasi berhasil dilakukan.
Dicky mengatakan, penemuan beberapa varian baru virus Covid-19 di tengah situasi pandemi bukanlah hal yang mengagetkan, namun merupakan fenomena yang alamiah. Informasi yang berhasil dihimpun, varian Delta Plus pertama kali di Mamuju, Sulawesi Barat satu kasus dan Jambi terdapat dua kasus.
“Jangan kaget kalau ada varian Delta, Delta Plus, Lamda ditemukan di Indonesia. Karena akan sangat sulit untuk membendung munculnya varian ini. Sebab peluang masuknya banyak sekali. Apalagi di tengah situasi bahwa terjadi siklus replikasi yang sangat ekstensif dari virus. Karena banyak infeksi yang terjadi di masyarakat tidak terdeteksi,” terangnya.
Apa itu Varian Delta Plus ?
Dilansir dari Kompas.com, varian Delta Plus adalah virus yang berasal dari turunan varian delta (B.1.617.2). Bedanya varian Delta Plus memiliki mutasi tambahan, yakni K417N. Mutasi itu ada pada protein spike virus Corona yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia.
Tambahan istilah ‘Plus’ pada varian Delta Plus menurut Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Soumya Swaminathan, menandakan bahwa varian tersebut telah mengalami mutasi lebih lanjut. Terkait dengan Mutasi yang ada pada varian Delta Plus ini juga ditemukan pada varian bernama Beta (B.1351) dari Afrika Selatan dan varian Gamma (P.1) dari Brazil.
Perbedaan Varian Delta dan Delta Plus
Varian Delta atau B.1.617.2 adalah sub keturunan dari virus B.1.617. Varian ini pertama kali terdeteksi di India awal tahun 2021. Studi menunjukkan bahwa mutan virus ini empat kali lebih menular varian sebelumnya.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikannya sebagai varian yang menjadi perhatian (VOC). Varian virus ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dan telah menyebabkan wabah di beberapa negara lain. Selain itu, varian ini juga menyebabkan gejala yang lebih parah daripada jenis virus aslinya.
Sementara, varian Delta Plus merupakan mutasi lebih lanjut dari varian Delta yang berasal dari India.
Gejala yang Timbul dari Varian Delta Plus
Gejala yang ditimbulkan dari varian Delta Plus ini hampir sama dengan gejala yang ditemukan pada varian Delta dan varian Beta. Dikutip dari Detikhealth.com, beberapa gejala seseorang yang terinfeksi Delta Plus meliputi:
- Batuk
- Diare
- Demam
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Perubahan warna pada jari tangan dan kaki
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Sakit perut
- Mual
- Kehilangan nafsu makan.
Efektifitas Vaksin terhadap Varian Delta Plus
Terkait dengan efektifitas vaksin terhadap varian Delta Plus, sejauh ini masih belum ada kasus seorang yang telah menerima vaksinasi lalu terinfeksi mutasi baru virus Covid-19 ini.
Vaksin yang ada masih efektif melawan Delta plus sejak separuh kasus melanda Inggris, terjadi di antara orang-orang yang tidak divaksinasi. Tak satu pun dari pasien Delta plus meninggal. Vaksin yang ada efektif melawan Delta, tetapi hanya jika orang sudah divaksinasi sepenuhnya.
Daftar Negara Terdapat Varian Delta Plus
- Inggris
- India
- Amerika Serikat
- Kanada
- Jepang
- Nepal
- Polandia
- Rusia
- Portugal
- Turki
- Swiss
- Indonesia
Pewarta : Naviska
Editor : Danu S